Oke,
dari mana semua ini bermula? Apakah dimulai dari dunia yang jahat ini? Ataukah
dimulai dari diri kita yang tak pernah berusaha untuk jadi yang terbaik?
Dunia
ini hanyalah wadah. Dunia tidak bisa melakukan apa-apa. Tak semestinya kita mengatakan
bahwa dunia itu jahat. Kenyataannya adalah perilaku kita yang tidak sehat.
Apa itu dunia tidak adil?
Kita
hanya perlu melihatnya dari sisi yang berbeda. Bukan dari sisi yang terluka,
maupun dalam suka. Apa yang kita anggap adil, bisa saja tidak adil di mata
orang. Semua orang punya pendapat yang berbeda-beda. Cobalah menerima, bukan
mencela. Tetapi satu hal yang pasti, orang-orang di dunialah yang jahat, bukan
dunianya.
Kita
sering sekali dipertemukan oleh banyak orang. Ada orang yang memang benar
menujukkan wajahnya, ada juga orang yang memakai topeng di wajahnya. Yang kita
perlu lakukan adalah menjaga diri dan berharap hal mengerikan tidak terjadi.
Apa yang kita cita-citakan?
Apa yang kita inginkan?
Sudah berapa persen proses kita
dalam menggapainya?
Kita
perlu mempunyai tujuan, apapun itu. Entah perihal pekerjaan, mimpi, atau
mungkin suatu hal kecil yang memang sangat kita inginkan. Jangan pernah focus
pada hasilnya, tetapi fokuslah pada prosesnya.
Karena tidak ada hasil yang memuaskan jika kita tidak memaksakan
prosenya.
Kenapa
harus dipaksakan? Bukankah lebih enak jika kita melakukan sesuatu itu dari hati
sendiri?
Memangnya,
semua hal yang kita inginkan akan berjalan sesuai rencana? Bukankah godaan
selalu datang setiap kita tengah terlena?
Kita
yang merencanakan sedari membuka mata, akan terbuyarkan berserakkan dan tak
tertata. Saat bangun tidur, kita semangat sekali untuk rekaman lagu, tetapi
sehabis sarapan pagi dan mandi, handphone datang merayu; meminta agar dimainkan
lebih lama. Sehingga, apa yang telah kita rencakan, harus hancur berantakan.
Apakah hari-hari kita selalu baik?
Ataukah hari-hari kita terlalu pelik?
Semuanya
bukan tentang bagaimana kita menghabiskan hari. Tetapi tentang bagaimana kita
memakai hari. Sebenarnya ini juga sama dengan waktu; pakailah/gunakanlah
waktumu sebaik mungkin.
Apapun
harapan kita, seharusnya kita sadar bahwa kita hanyalah makhluk hidup yang
senang sekali berkhayal tanpa melibatkan aksi. Ubahlah pola pikir kita. Aksi
sangat dibutuhkan untuk mewujudkan apa yang kita khayalkan atau impikan.
Bagaimana jika semuanya hancur?
Kenapa
harus menyerah, jika masih mempunyai anak panah? Sematang apapun rencana yang
kita bangun, masih mempunyai 1% kegagalan. Jangan pernah meremehkan 1% itu. Apa
salahnya membuat rencana cadangan sampai beribu-ribu? Jika semua rencana yang
telah kita bangun gagal dan hancur, beristirahatlah sejenak. Evaluasi semuanya.
Pikirkan dengan santai, kenapa bisa hancur. Apakah memang diri kita yang kurang
maksimal ataukah sudah takdir harus berkata gagal?
Bangkitlah,
jangan pernah merasa lelah. Kegagalan perlu dirasakan. Coba lagi, lagi, dan
lagi. Jika benar-benar lelah, beristirahatlah, bukan berhenti. Lalu lanjut lagi
mengejar apa yang kita inginkan.
Semangat,
untuk kalian yang tengah berjuang mengejar mimpi kalian. Kita semua sama, pasti
akan merasa malas. Tetapi, coba tengok lagi ke belakang. Apa yang menjadikan
alasanmu mengejar mimpi? Apa yang menjadi motivasimu untuk melangkahkan kaki
sampai sejauh ini?