Kau

 




Ting!

(scrt.admr): gebetanmu memulai siaran langsung!

 

Apa kau sedang bahagia? Apa kau jauh dari bahaya? Apa kau melihatku yang tengah menyebutmu dalam doa?

Seandainya aku terlalu berani, tidak akan bersembunyi seperti ini. Kau yang mempunyai senyum manis, bisa-bisanya membuatku terlarut dalam rinai gerimis.

Sudahlah, cukup membuat kalimat yang menyesuaikan rima akhir. Kepalaku cukup pusing memikirkannya. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu tentangmu.

Pagi yang semestinya cerah, kini mendung tertutupi awan kelabu. Kondisi ini membuat diriku semakin betah dibungkus selimut. Aku mengambil handphone, lalu melihat notifikasi di salah satu aplikasi media sosial, Kau tengah siaran langsung.

Seperti biasa, mata birumu terus membuatku kagum. Wajah imut disertai kacamata yang menghiasi. Tak lupa rambut pendek sebahu.

Sial, aku tidak bisa berkata apa-apa.

Tak lama, kau menyudahi siaran langsungmu itu.

Aku tahu, kita baru saja berkenalan. Aku yang tiba-tiba mengirimu chat pasti membuatmu terkejut. Atau mungkin biasa saja? Tidak banyak hal yang aku ketahui tentangmu. Apa yang kau suka, apa yang kau inginkan, apa hobimu, dan siapa yang sedang dekat denganmu.

Tak apa, aku tak ingin melakukannya lebih jauh lagi. Ya, lebih baik seperti ini. Aku tak mau menunjukkannya padamu. Memang, jika ingin memiliki seseorang, aku harus berjuang. Tetapi, ini bukan saatnya aku memilikimu. Ini saatnya aku menyukai dan memerhatikanmu dari kejauhan—meski kau tak ingin aku perhatikan.

Kenapa?

Karena aku sadar siapa diriku. Aku hanya orang asing bagimu. Aku tidak berhak lebih jauh lagi untuk mendekatimu. Siapa tahu, kau mempunyai gebetan? Atau malah, kau sudah mempunyai pacar?

Sial, kenapa sih aku bisa-bisanya menyukaimu dalam sekali tatapan saja? Apakah orang lain juga sama sepertiku? Kalau iya, maka sainganku banyak sekali.

Sekali lagi, tak apa-apa. Aku masih tidak berniat untuk memilikimu. Biarkan saja orang-orang mendekatimu. Terkadang, kita perlu dekat dengan banyak orang, agar bisa memahami semua sifat manusia sebelum akhirnya kita menetap pada satu nama untuk dijadikan pendamping hidup.

Tidak banyak hal yang aku ketahui tentangmu. Entah kau memang tipe orang yang tertutup, atau kau memang menutupi tentang dirimu dari aku? Ya, itu terserahmu, sih. Itu hakmu.

 Rasanya, aku hampir saja galau setelah mendengar kabar bahwa kau akan pindah ke luar kota. Ya, memang sih sebelumnya juga kita jarang sekali bertemu. Tetapi jika kau pindah, maka persentase kita bertemu akan sangat kecil. Atau bahkan, kita tak pernah bertemu lagi?

Kau memang tidak terlalu pintar, tetapi kau mampu membuatku dipeluk nanar. Segala sesuatu tentangmu menyelimutiku. Rasa penasaran yang terus menghantuiku. Sebenarnya, bagaimana sih caramu berpikir? Apakah seperti ombak yang berdesir? Ataukah seperti air yang terus mengalir?

Perihal kepindahanmu, aku baik-baik saja. Kau pindah karena memilih sesuatu yang baik. Selamat atas hal itu. Huufftt, rasanya aku masih sangat jauh darimu. Masih sangat panjang perjalanan untuk mendapatkanmu.

Baik-baik ya disana, karena aku tidak bisa memperhatikanmu lagi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama